Sabtu, 01 Desember 2012

Manfaat ASI Bagi Bayi dan Ibu

Struktur payudara wanita sangat kompleks. Selain terdiri dari jaringan lemak dan ikat, payudara juga mengandung saluran susu, pembuluh darah, kelenjar getah bening dan struktur yang dikenal sebagai lobus dan lobulus.
Payudara mengandung sekitar 15 sampai 25 lobulus. Setiap lobulus memiliki saluran air susu (duct) yang membawa susu dari alveoli (kantung susu di lobulus) ke areola payudara (daerah berwarna coklat pada payudara ibu). Dari areola, saluran bergabung bersama menjadi saluran yang lebih besar berakhir di puting.
Ukuran payudara bertambah besar  dan saluran air susu bertambah banyak  pada minggu ke-6 kehamilan. Awalnya, jaringan payudara berkembang di sepanjang garis ketiak (milk ridge). Pada minggu ke-9 kehamilan, pertumbuhan merambah daerah dada, sampai ke kuncup payudara di bagian atas dada. Pada wanita, kolom sel tumbuh dari tiap kuncup payudara, menjadi kelenjar keringat yang terpisah dengan saluran air susu yang mengarah ke puting. Pertambahan ukuran  payudara dan jumlah saluran air susu terjadi karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron.
Payudara wanita tidak tumbuh sebelum memasuki masa pubertas (sekitar usia 10 atau 11 tahun), yaitu ketika tubuh mengalami berbagai perubahan untuk mempersiapkan reproduksi. Setelah rambut kemaluan mulai tumbuh, payudara akan mulai menanggapi perubahan hormon dalam tubuh. Pertumbuhan awal payudara mungkin sedikit menyakitkan bagi beberapa perempuan. Selama waktu ini, lemak dan jaringan ikat payudara menjadi lebih elastis. Saluran payudara mulai tumbuh dan pertumbuhan berlanjut sampai menstruasi dimulai (biasanya 1 sampai 2 tahun setelah perkembangan payudara telah dimulai). Menstruasi menyiapkan payudara dan ovarium untuk kehamilan potensial.
Untuk menghasilkan air susu (laktasi) diperlukan hormon prolaktin. Laktasi dimulai setelah adanya rangsangan isapan mulut bayi pada puting payudara ibu. Rangsangan yang ditimbulkan tersebut menyebabkan kelenjar pituitary menyekresi hormon prolaktin sehingga menghasilkan air susu. Air susu yang pertama kali keluar berwarna kuning dan encer, disebut kolostrum.
Produksi air susu akan terus berlajut selama bayi menyusu. Pada saat bayi menyusu, ujung saraf pada areola payudara menjadi terangsang. Rangsangan sarat tersebut menyebabkan impuls-impuls saraf bergerak dari daerah puting payudara menuju hipotalamus. Hipotalamus merespon dengan cara memerintahkan kelenjar pituitary untuk melepas hormon oksitosin. Ketika hormon tersebut sampai di payudara, lobulus-lobulus segera bekerja (berkontraksi) menghasilkan air susu dan masuk ke dalam saluran air susu. Selanjutnya, air susu mengalir keluar melalui isapan mulut bayi.
Pemberian air susu ibu (ASI) tidak hanya bermanfaat bagi bayi, tetapi juga bermanfaat  bagi ibu. Berikut ini beberapa manfaat ASI bagi bayi dan ibu.

a.      Manfaat ASI bagi bayi
Pemberian ASI secara eksklusif (tidak dicampur apa pun selama 6 bulan berturut-turut) memberikan banyak  manfaat:

1.    Kesehatan
Kandungan antibodi yang terdapat dalam ASI seperti makrofag, limfosit, laktoferin, imunoglobulin, laktobasilus bifidus dll ampuh melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Karenanya, bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih sehat dan lebih kuat dibanding yang tidak mendapat ASI. ASI juga mampu mencegah terjadinya kanker linfomamaligna (kanker kelenjar).
ASI juga menghindarkan anak dari busung lapar, seperti yang marak belakangan ini. Sebab komponen gizi ASI paling lengkap, termasuk protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan zat-zat penting lain yang belum terungkap. Apalagi ASI adalah cairan hidup yang mampu diserap dan digunakan tubuh dengan cepat. Manfaat ini tetap diperoleh meski status gizi ibu kurang.
Pada hari-hari pertama setelah melahirkan, payudara memproduksi kolostrum yang mengandung zat kekebalan terutama IgA (immunoglobulin IgA ) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare karena dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan. Selain itu kolostrum juga membantu bayi mengeluarkan mekonium (kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan) dari dalam tubuhnya  serta mencegah terjadinya neonatal jaundice (bayi kuning) dengan cara mengeluarkan bilirubin dari dalam perut bayi.

2.    Kecerdasan
Dalam ASI terkandung Taurin yaitu sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Selain itu terkandung juga DHA (Decosahexanoic Acid) dan AA (Arachidonic Acid ) yaitu asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk proses mielinisasi otak yaitu salah satu proses pembentukan sel-sel otak agar bisa berfungsi optimal. Jumlah DHA dan AA  dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat). Jenis lemak yang ada dalam ASI sangat mudah dicerna karena mengandung enzim lipase.
Saat ibu memberikan ASI, terjadi pula proses stimulasi yang merangsang terbentuknya networking antarjaringan otak hingga menjadi lebih banyak dan terjalin sempurna. Ini terjadi melalui suara, tatapan mata, detak jantung, elusan, pancaran dan rasa ASI. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.  

3.    Emosi
Saat disusui, bayi berada dalam dekapan ibu. Ini akan merangsang terbentuknya EI (Emotional Intelligence). Selain itu, ASI merupakan wujud curahan kasih sayang ibu pada buah hatinya. Doa dan harapan yang didengungkan di telinga anak selama proses menyusui pun akan mengasah kecerdasan spiritual anak.

b.      Manfaat ASI bagi ibu
Selain bermanfaat untuk bayi, proses pemberian ASI juga bermanfaat bagi ibu. Berikut di antaranya:

1.    Diet alami
ASI eksklusif adalah diet alami bagi ibu. Dengan memberikan ASI eksklusif, berat badan ibu yang bertambah selama hamil akan segera kembali mendekati berat semula. Naiknya hormon oksitosin selagi menyusui, menyebabkan kontraksi semua otot polos, termasuk otot-otot rahim. Nah, karena ini berlangsung terus-menerus, nilainya kurang lebih sama dengan senam perut. Begitu juga aktivitas bangun malam untuk menyusui si kecil yang haus dan mengganti popok basahnya yang setara dengan olahraga. Belum lagi berbagai kegiatan yang dilakukan di siang hari, seperti, menggendong, memberi makan, mengajak bermain dan sebagainya.

2.    Mencegah kanker
Jangan salah, ASI bisa mencegah kanker, khususnya kanker payudara. Pada saat menyusui, hormon estrogen mengalami penurunan. Sementara tanpa aktivitas menyusui, kadar hormon estrogen tetap tinggi dan inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron.

3.    Mengurangi risiko anemia
Saat memberikan ASI, otomatis risiko perdarahan pascabersalin berkurang. Naiknya kadar hormon oksitosin selama menyusui akan menyebabkan semua otot polos mengalami kontraksi. Kondisi inilah yang mengakibatkan uterus mengecil sekaligus menghentikan perdarahan. Harap diketahui, perdarahan yang berlangsung dalam tenggang waktu lama merupakan salah satu penyebab anemia.

4.    Manfaat ekonomis
Dengan menyusui, ibu tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli susu/suplemen bagi si kecil. Cukup dengan ASI eksklusif, kebutuhan bayi selama 6 bulan terpenuhi dengan sempurna. Selain tak perlu repot-repot mensterilkan aneka peralatan untuk memberikan susu kepada si kecil.

1 komentar:

  1. bagus banget buat bayi, mangkanya jangan di sia-siakan asinya
    http://jellygamat-qnc.xyz/

    BalasHapus