Setiap harinya masyarakat selalu
menghasilkan sampah rumah tangga. Kurang lebih dalam sehari rata-rata setiap
penduduk menghasilkan 2-3 liter sampah. Untuk mengurangi jumlah sampah yang
dibuang ke TPA maka masyarakat perlu melakukan teknik pengolahan sampah
sendiri. Metode mengolah sampah organik yang paling tepat adalah dengan
memanfaatkannya sebagai kompsoting. Komposting
adalah upaya mengolah sampah organik melalui proses pembusukan yang terkontrol
atau terkendali. Produk utama komposting adalah kebersihan lingkungan, karena
jumlah sampah organik yang dibuang ke TPA menjadi berkurang sedangkan hasil
kompos adalah keuntungan lain yang bisa didapat.
Salah satu pembuatan komposter yang
sederhana adalah dengan cara membuat takakura. Kompos Takakura adalah kompos
yang terbuat dari sampah organik seperti sayuran,buah-buahan, dan daun-daunan
(tidak boleh yang mengandung protein seperti : nasi, tulang dan sebagainya).
Perlengkapan
yang perlu disiapkan antara lain:
-
Keranjang
beserta tutupnya (per kelompok)
-
Kantung
jaring untuk sekam (2 per kelompok)
-
Benang
dan jarum untuk menjahit bantal sekam
-
Sekam
secukupnya
-
Kardus
aqua (per kelompok)
-
Tanah
kompos secukupnya
-
Kain
hitam berpori (per kelompok)
-
Pengaduk
(bisa sekop atau semacamnya)
Buatlah susunan takakura seperti di
bawah ini.
Cara pembuatan:
1. Kardus aqua diplester tegak ke empat
sisi bawahnya, sedangkan sisi atasnya dipotong sedikit supaya tingginya pas
dengan keranjangnya.
2. Kantung jaring diisi dengan sekam
lalu dijahit sisi atasnya supaya sekamnya tidak keluar. Jahit dengan gaya bebas
semampunya Anda. Bentuk akhirnya mirip bantal sekam, lebih padat lebih bagus.
Buatlah dua buah.
3. Kardus aqua dimasukkan kedalam
keranjang. Tekan-tekan supaya masuk dan pas sehingga keranjang bisa
ditutup. Masukkan satu buah bantal sekam didasar keranjang. Ini
gunanya supaya cairan sampah dan kompos tidak merembes.
4. Siapkan sampah organik yang sudah
dicacah kecil-kecil, semakin kecil semakin baik. Masukkan tanah kompos ½
dari volume keranjang dan sampah organik yang sudah dicacah tadi.
5. Tutup dengan satu bantalan sekam secara rapat, tutupi
lagi dengan kain hitam berpori dan penutup keranjang.
Fungsi alat dan bahan:
1. Agar
proses aerob berlangsung dengan baik, pilihlah keranjang yang berlubang, dan
lapisi dengan kardus. Fungsi kardus adalah: (a) membatasi gangguan serangga,
(b) mengatur kelembaban, dan (c) berpori-pori, sehingga dapat menyerap serta
membuang udara & air.
2. Letakkan
bantal sekam di bawah dan di atas keranjang. Fungsi bantal sekam adalah: (a)
sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat pembusukan sampah organik,
(b) karena berongga besar, maka bantal sekam dapat segera menyerap air dan bau
sampah, dan (c) sifat sekam yang kering akan memudahkan pengontrolan kelembaban
sampah yang akan menjadi kompos.
3. Media
kompos jadi yang berasal dari sampah rumah tangga diisikan ½ sampai 2/3 bagian
keranjang. Kompos yang ada dalam keranjang berfungsi sebagai aktivator/ragi
bagi sampah baru.
4. Pilih
kain penutup yang serat atau berpori besar. Tutupkan kain di atas bantal sekam,
agar lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang, serta mencegah metamorfosis
(perubahan) dari belatung menjadi lalat, karena lalat tidak dapat keluar dan
mati di dalam keranjang.
5. Tutup
keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator
(kucing/anjing). Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk.
Tips yang perlu diperhatikan selama
masa pengomposan
1. Memberi
sampah organik setiap hari
2. Selalu
dikontrol dengan cara mengaduk
3. Jika
dirasa pembusukan lama dan media kompos kurang optimal bisa ditambahkan bekatul sebagai suplemen yang akan
membuat mikroba lebih sehat dan giat mengolah kompos.
4. Letakkan Keranjang Takakura di
tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung.
Bila kompos kering, perciki air bersih sambil diaduk merata.
5. Cara Pemanenan: Bila kompos di dalam keranjang takakura
telah penuh, ambil 1/3-nya dan dimatangkan selama seminggu di tempat yang tidak
terkena sinar matahari secara langsung. Sisanya bisa kita gunakan kembali
sebagai starter untuk pengolahan berikutnya.